SIPNEWS.ID, Aceh Barat — Unit Kegiatan Mahasiswa Pecinta Alam Lingkungan (UKM PAL CANIVA-51) Universitas Syiah Kuala (USK) menggelar kegiatan bertajuk “Caniva Sapa Gambut” di KM Kupi dan Gampong Pange, Kecamatan Samatiga, Kabupaten Aceh Barat, pada 3–5 Oktober 2025.
Kegiatan ini menjadi wadah sinergi antara mahasiswa, akademisi, jurnalis, dan masyarakat dalam mengedukasi serta memperkuat komitmen pelestarian ekosistem gambut di wilayah barat Aceh.
Didukung oleh PT. MIFA Bersaudara, kegiatan ini diisi dengan serangkaian agenda strategis seperti sosialisasi menjaga ekosistem gambut, pengambilan sampel tanah gambut, pemetaan lahan gambut, hingga kunjungan ke SUPA ASEAN (Sustainable Use of Peatland and Haze Mitigation in ASEAN) sebagai upaya memperluas wawasan peserta terhadap pengelolaan gambut berkelanjutan di kawasan Asia Tenggara.
Kegiatan lintas kampus ini dihadiri oleh mahasiswa Universitas Teuku Umar (UTU), STAIN Meulaboh, dosen STAIN, jurnalis lingkungan, dan perwakilan masyarakat lokal.
Keterlibatan lintas sektor ini memperlihatkan kesadaran kolektif bahwa isu pelestarian gambut bukan hanya ranah akademik, tetapi tanggung jawab sosial bersama.
Pemateri utama, Dr. Monalisa, S.P., M.Si., dalam sesi sosialisasi menyampaikan pentingnya menjaga keseimbangan ekosistem gambut yang berperan besar dalam mitigasi perubahan iklim.
“Gambut adalah penyimpan karbon alami. Sekali rusak, dampaknya bisa lintas generasi. Karena itu, edukasi dan aksi di tingkat komunitas seperti ini sangat krusial untuk memastikan keberlanjutan lingkungan,” ujar Monalisa dalam paparannya.
Sementara itu, Ketua Umum UKM PAL CANIVA-51 USK, Rizky Aditya R. Siregar, menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan bentuk kontribusi nyata mahasiswa terhadap isu lingkungan global dari sudut pandang lokal Aceh.
“Melalui Caniva Sapa Gambut, kami ingin mengembalikan makna mahasiswa sebagai agen perubahan. Gambut bukan hanya lahan, tetapi sumber kehidupan masyarakat. Kami berharap hasil riset sederhana ini bisa menjadi rujukan awal bagi penguatan kebijakan dan kesadaran publik terhadap pentingnya konservasi,” tutur Rizky.
Menurutnya, kolaborasi dengan PT. MIFA Bersaudara menunjukkan sinergi positif antara dunia akademik dan sektor industri dalam mendukung agenda pembangunan berkelanjutan (sustainable development goals).
“Kami mengapresiasi dukungan PT. MIFA Bersaudara yang telah memberi ruang bagi gerakan hijau ini. Dukungan seperti ini penting untuk memastikan pelestarian alam berjalan seiring dengan pertumbuhan ekonomi masyarakat,” tambah Rizky.
Perwakilan PT. MIFA Bersaudara dalam keterangan tertulis menyebutkan bahwa kegiatan tersebut sejalan dengan komitmen perusahaan dalam tanggung jawab sosial lingkungan (Corporate Social Responsibility/CSR) dan mendukung upaya mitigasi perubahan iklim di Aceh.
“Kami melihat semangat para mahasiswa dan akademisi sebagai kekuatan baru dalam menjaga alam. Program seperti Caniva Sapa Gambut sangat relevan untuk meningkatkan literasi lingkungan di kalangan muda dan masyarakat,” tulis pernyataan resmi PT. MIFA Bersaudara.
Melalui kegiatan ini, UKM PAL CANIVA-51 tidak hanya melakukan edukasi lapangan, tetapi juga membangun kesadaran kritis akan pentingnya pemetaan lahan gambut dan riset berbasis komunitas.
Dari Aceh Barat, semangat menjaga alam itu mengalir: bahwa menjaga gambut berarti menjaga masa depan.