Bola Muntah Aceh Jatuh ke Papua, Ada Apa Dengan Aceh?
Banda Aceh, SIPNEWS.ID – Misteri tertundanya pembangunan Jembatan Pango dan Jalan 2 Jalur T. Iskandar Kecamatan Ulee Kareng Kota Banda Aceh, mulaii diperbincang kembali setelah selesainya Rapat Paripurna DPRA dan Pansus 2021.
Salah seorang warga Ulee Kareng Kota Banda Aceh sebut saja Abu (nama disamarkan), Abu merasa kesal karena Jalan dari Ulee Kareng ke Beurawe jika pagi dan sore hari sungguh sangat padat dan rawan kecelakaan. Seingatnya sejak 2005, jalan ini sudah dianggarkan unruk dilebarkan .
Begitu juga jembatan Pango menuju Lampenerut Abes, berulangkali dianggarkan tapi muntah lagi ke daerah lain. Mungkin Papua lebih urgen dari Aceh, atau bagaimana sesungguhnya. Ungkap Abu, di Banda Aceh 3 Januari 2022.
Reporter mencoba menghubungi Jamal Yunus Ketua Forum Ulee Kareng (Mantan Anggota DPRA 2004-2009) yang juga Wakil Ketua Komisi A DPRA dan Ketua Badan Pengembangan dan Kajian DPRA pada masa itu, untuk memberi penjelasan.
Saya tidak paham kenapa ini terjadi, karena memang betul di masa kami ini sudah diprogram sedemikian rupa bahkan telah dianggarkan sejak 2007. Mungkin inilah kepemimpinan sekarang yang tidak memiliki leadership, dan tidak berpihak kepada rakyat. Ungkap Jamal Yunus.
Dimasa kami, asal yang namanya kepentingan daerah dan masyarakat Aceh tetap saja kita dahulukan. Apalagi ini memang jalan pusat kota, setiap hari tidak sedap dipandang mata. Jalan kota kenapa tidak terurus, atau mungkin suka kalau anggaran kita dialihkan ke daerah lain. Tambah Jamal.
Secara logika hukum, sudah pasti jika sudah 3 kali dianggarkan tidak dilaksanakan. Maka anggaran tersebut distop, dan dipindahkan ke daerah lain. Jangan salah jika Papua pesat pembangunannya, di sana setiap direncanakan dianggarkan dan dilaksanakan.
Kita di Aceh, sudah ada anggarannya tidak dilaksanakan. Disini saya kira letak persoalan, eksekutif dan legeslatif harus mampu menyeimbangi kepentingan rakyat lebih dahulu, ketimbang persoalan pribadi kita masing-masing. Pungkas Jamal Yunus mantan DPRA, di Banda Aceh 3 Januari 2022.
Jamal juga meminta reporter untuk membantu, coba cari tahu kepada para pihak. Yang penting di masa kami, telah kami wujudkan jalan Pango meski hanya sampai jembatan. Karena memang masa Dpra kami habis 2009, harusnya diteruskan oleh DPRA selanjutnya. Tutup Jamal. (Tim).