Banda Aceh – Ketua Umum BEM Fakultas Pertanian Universitas Syiah Kuala (USK), M. Thoriq Achyar, bersama Sekretaris Jenderal BEM FP USK, Rizky Aditya R. Siregar, menggelar pertemuan penting dengan Kepala Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanun) Aceh, Ir. Cut Huzaimah, M.P, di Ruangan Kepala Distanbun Aceh, Banda Aceh, Kamis, 25 Juli 2025, pukul 16:30 WIB.
Diskusi ini berfokus pada isu menurunnya minat generasi milenial dan sarjana pertanian untuk menggeluti bidang pertanian serta berbagai kendala yang dihadapi oleh petani Aceh saat ini.
Dalam pertemuan ini, Thoriq memulai diskusi dengan menanyakan penyebab utama menurunnya minat generasi muda terhadap bidang pertanian.
Cut Huzaimah, menjelaskan bahwa ada beberapa faktor yang mempengaruhi, termasuk persepsi ekonomi yang kurang menjanjikan dan minimnya modernisasi serta inovasi di sektor pertanian.
Kendala ini diperparah dengan akses terbatas terhadap teknologi pertanian dan dukungan finansial yang memadai di Aceh.
Aditya kemudian menanyakan langkah konkret yang telah diambil oleh Dinas Pertanian dan Perkebunan Aceh untuk mengatasi kendala tersebut.
Cut Huzaimah menyebutkan wacana upaya modernisasi melalui program pelatihan untuk petani muda serta kerja sama dengan berbagai pihak untuk menyediakan akses permodalan dan bantuan teknis.
Namun, ia menekankan bahwa upaya ini perlu lebih diintensifkan dan membutuhkan dukungan dari berbagai kalangan, termasuk institusi pendidikan seperti USK.
Mengajak Kolaborasi untuk Masa Depan Pertanian Aceh
Usai diskusi, BEM FP USK mengajak Dinas Pertanian dan Perkebunan Aceh untuk terlibat dalam acara Focus Group Discussion (FGD) bertema “Mengatasi Krisis Regenerasi di Sektor Pertanian” yang akan diselenggarakan dalam waktu dekat.
Thoriq mengungkapkan harapannya agar FGD ini bisa menjadi wadah bagi berbagai pemangku kepentingan untuk berdialog dan merumuskan solusi konkret yang dapat segera diimplementasikan.
“FGD ini akan mengundang Instansi terkait, akademisi, praktisi, hingga petani. Kami berharap dapat merumuskan solusi konkret yang dapat segera diimplementasikan,” kata Thoriq.
Aditya menambahkan pentingnya sinergi antara institusi pendidikan, pemerintah, dan masyarakat dalam mengatasi krisis ini.
“Generasi muda perlu melihat bahwa pertanian memiliki masa depan yang cerah dan potensial untuk dikembangkan,” ujarnya.
Menatap Masa Depan Pertanian Aceh
Pertemuan ini menjadi langkah awal yang penting dalam upaya mengatasi krisis regenerasi di sektor pertanian Aceh.
Kolaborasi antara BEM FP USK dan Distanbun Aceh diharapkan dapat menghasilkan solusi inovatif dan strategis yang mampu menarik minat generasi muda untuk kembali berkiprah di bidang pertanian.
FGD mendatang akan menjadi ajang diskusi yang krusial untuk menentukan langkah-langkah selanjutnya dalam menghidupkan kembali semangat pertanian di kalangan milenial Aceh.