KARAWANG – Presiden Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI), Riden Hatam Azis menginstruksikan aksi besar-besaran ke PT GS Battery Semarang maupun di Karawang.
Seruan tersebut dikutip media ini, dari konferensi pers FSPMI-KSPI yang digelar pada Kamis (06/01/2022) lalu, menyikapi permasalahan perburuhan di GS Battery (Astra Group).
Menurut Riden, PT GS Battery ini adalah perusahaan multinasional dimana lokasi pabriknya ada di Semarang, Jawa Tengah, di Karawang juga ada Jawa Barat, tapi anggota FSPMI adalah yang di Semarang.
“Kronologis singkatnya, 1 tahun yang lalu mereka bergabung kepada kami, FSPMI. Dalam proses penggabungannya memang sudah terjadi ketidaklaziman untuk bagaimana seorang karyawan membentuk serikat pekerja. Kemudian kawan-kawan Semarang terus melakukan upaya-upaya, maka terbentuklah Serikat Pekerja Automotif Mesin dan Komponen (SPMAK) Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia,” terangnya.
Lanjut dia, dalam perjalanannya terjadi begitu kuat tekanan dari pada manajemen atas ketidaksetujuannya atau ketidaksukaannya hadirnya FSPMI di GS Battery Semarang. Endingnya, anggota kami di PHK sebanyak 3 orang, ketua kemudian pengurus yang lainnya. Kemudian anggota yang masih tersisa di dalam perusahaan itu diperlakukan diskriminasi yang sangat tidak fair.
“Contoh dia bagian produksi dipindah ke cleaning servis, bagian produksi dipindah ke bagian taman atau kebun, yang jauh-jauh dari norma,” bebernya.
Masih kata dia, untuk itu saya sebagai Presiden FSPMI menyikapi apa yang terjadi di PT GS Battery ini akan melakukan upaya-upaya perlawanan yang sangat kuat. Kenapa, karena bagi kami, hakiki daripada gerakan buruh adalah pembelaan terhadap anggotanya ketika terjadi diskriminasi, apalagi ini sudah PHK. Ketua PUK saja sudah simbol sebuah organisasi.
“Nah, untuk itu perlawanan kami, satu, kami akan melakukan kampanye besar-besaran karena GS Baterry ini adalah aki yang dipakai oleh mobil-mobil ya brand, mobil-mobil yang sangat meluas di Indonesia. Maka langkah kami yang pertama akan melakukan unjuk rasa karena GS Battery ini juga grup Astra Oto Parts, maka kami pun akan melakukan aksi di Astra Oto Parts itu tanggal 18 Januari 2022 ini,” ujarnya.
“Kenapa kami aksi di Astra Oto Parts karena induk daripada perusahaan tersebut. Konon saya mendapat informasi pemegang saham hampir sebesar 60% di Astra Oto Parts. Kemudian kami juga akan aksi di Astra Internationalnya, induk daripada Astra Oto Parts,” imbuhnya.
Dijelaskan Riden, yang kedua, kami akan melakukan kampanye boikot terhadap penggunaan produk GS Baterry karena telah mendzolimi para pekerjanya, telah mendzolimi terhadap karyawannya yang sudah membentuk serikat pekerja.
“Kemudian kami juga akan melakukan aksi di Semarang, juga di Karawang. Kenapa kami aksi di Karawang karena manajemennya dikendalikan dari GS Karawang,” ujarnya.
“Proses terus akan kita lakukan, perlawanan akan terus kita gaungkan,” tegas Presiden Federasi Serikat Pekerja Metal Indonesia (FSPMI), Riden Hatam Azis.
Menanggapi instruksi ini, Ketua KC FSPMI Kabupaten Karawang Asmat Serum, S.H, kepada media mengatakan kalau dari KC FSPMI Kabupaten Karawang yang disampaikan atau dilakukan Presiden FSPMI adalah sebuah terobosan yang sangat bagus, karena kasus PHK anggota FSPMI di PT. GS Semarang satu tahun lalu.
“Kita sudah coba lakukan dua hal. Yang pertama adalah komunikasi intensif dengan manajemen terkait kasus yang ada. Yang keduanya adalah melakukan tekanan kepada Manajemen PT. GS Battery di Semarang berupa aksi tetapi hasilnya management malah melakukan suasana menjadi kisruh dengan memberikan Surat Peringatan (SP) 3 atau SP terakhir kepada anggota FSPMI PT. GS Battery di Semarang,” terang Asmat Serum, Kamis (12/01/2022).
Dijelaskannya, bipartit dan mediasi telah kita lakukan untuk mencairkan suasana. Tetapi dari Management PT. GS Battery Semarang bergeming dengan alasan bahwa jajaran Manajemen Pusat PT. GS Battery berada di Kabupaten Karawang.
“Kemudian FSPMI dengan mencoba melakukan berbagai cara untuk bertemu dengan Management PT. GS Battery Karawang, sepertinya Management PT. GS Battery Karawang menghindari untuk menyelesaikan kasus yang terjadi di PT. GS Semarang. Mereka menolak bertemu dengan Serikat Pekerja FSPMI Kabupaten Karawang. Kemudian kita melakukan tekanan agar bisa bertemu dengan Management PT. GS Battery dengan cara melakukan aksi di depan PT. GS Battery Karawang,” ujarnya
Pada saat itu, lanjut Asmat, tujuan FSPMI Kabupaten Karawang agar difasilitasi bertemu dengan management yang dapat mengambil keputusan, tetapi sekali lagi kami hanya dipertemukan dengan stafnya sama seperti di Semarang. Mereka tidak bisa mengambil keputusan dan berdalih kasus ini dilimpahkan ke Semarang dan mereka menggunakan Serikat Pekerja (SP) lain ikut menghadang FSPMI. Padahal tujuan kita adalah bertemu dengan management untuk menyelesaikan Kasus yang terjadi di PT. GS Battery Semarang.
Masih kata Asmat, dengan adanya konferensi pers oleh Presiden FSPMI, KC FSPMI Kabupaten Karawang berharap keinginan bertemu dengan Management PT. GS Battery Semarang lewat aksi di AI (Astra Internasional) dan AOP (Astra Oto Parts) dapat terlaksana dan terselesaikan. Agar aksi-aksi lanjutan baik di Karawang maupun di Semarang tidak terjadi. Karena, harapannya ada jalan terbaik untuk menyelesaikan Kasus di PT. GS Battery Semarang.
“Kalaupun desakan aksi pada tanggal 18 Januari 2022 tidak menghasilkan kesepakatan/keputusan, maka KC FSPMI Kabupaten Karawang melalui surat Intruksi Aksi dari DPP FSPMI untuk aksi tanggal 20 Januari 2022 di Karawang. Kami selaku KC FSPMI Kabupaten Karawang patuh terhadap Instruksi DPP FSPMI, dengan catatan bahwa kami memperjuangkan nasib Anggota FSPMI hanya untuk bertemu dengan management PT. GS Battery dan tidak ada permusuhan dengan pihak serikat pekerja lainnya. Dan acara nanti dapat berjalan dengan damai,” tandas Asmat Serum.[Ari/Hsn]