HIM: Abu Razak, Pejuang Sejati yang Dihormati di Kancah Nasional

SIPNEWS.ID, JAKARTA – Innalillahi wa inna ilaihi rajiun, Duka mendalam atas wafatnya Kamaruddin Abubakar atau Abu Razak, Sekjen Partai Aceh sekaligus Ketua KONI Aceh, tak hanya dirasakan di Tanah Rencong, tetapi juga di tingkat nasional.

Kepergiannya di Mekkah pada Rabu, 19 Maret 2025, menyisakan kehilangan bagi banyak pihak yang mengenalnya sebagai sosok pejuang, pemimpin, dan negarawan yang mengabdikan hidupnya untuk Aceh.

Bacaan Lainnya

Ketua DPP Partai Persatuan Pembangunan (PPP) Hilman Ismail Metareum (HIM), yang juga Ketua Lajnah Tanfidziyah Syarikat Islam, menyampaikan belasungkawa mendalam atas berpulangnya Abu Razak.

Ia menilai almarhum bukan hanya tokoh penting bagi Aceh, tetapi juga memiliki pengaruh besar dalam politik nasional.

Abu Razak, Pejuang Sejati yang Berpikir untuk Bangsa

“Kami dari keluarga besar PPP dan Syarikat Islam turut berduka cita atas wafatnya Abu Razak. Beliau bukan hanya seorang pemimpin di Aceh, tetapi juga tokoh yang dihormati secara nasional. Perjuangannya dalam membangun Aceh pasca-damai menjadi inspirasi bagi banyak pihak,” ujar HIM.

Hilman Ismail Metareum (kiri) bersama Wakil Menteri Agama RI, Romo KH. HR Muhammad Syafi’i (tengah) serta Duta Besar Azerbaijan 2016-2020, KH. Husnan Bey Fananie (kanan). Foto: IST

Menurutnya, Abu Razak adalah contoh bagaimana seorang pejuang bisa bertransformasi menjadi pemimpin politik yang berorientasi pada pembangunan.

Keberadaannya di Partai Aceh dan kiprahnya dalam membangun infrastruktur olahraga melalui KONI Aceh menunjukkan bahwa ia adalah sosok yang selalu berpikir untuk kepentingan rakyat, bukan sekadar kepentingan politik sempit.

“Bagi kami di partai nasional, Abu Razak adalah tokoh yang punya integritas. Beliau tidak hanya dikenal sebagai mantan Panglima GAM, tetapi juga seorang negosiator ulung yang membawa Aceh menuju masa depan yang lebih baik. Dedikasi dan keberpihakannya kepada rakyat menjadi ciri khas kepemimpinannya,” Ungkap Wakil Ketua Umum Serikat Tani Islam Indonesia (STII) itu.

Hilman juga menekankan bahwa kepergian Abu Razak merupakan kehilangan besar, tidak hanya bagi Aceh tetapi juga bagi Indonesia.

Dalam berbagai pertemuan nasional, Abu Razak dikenal sebagai figur yang tegas tetapi terbuka untuk berdialog, menjembatani kepentingan Aceh dengan pemerintah pusat.

“Abu Razak adalah jembatan antara Aceh dan Indonesia. Keberaniannya dalam menyuarakan kepentingan rakyat Aceh tetap dalam koridor nasionalisme yang terjaga. Sosoknya adalah bukti bahwa perjuangan bisa dilakukan dengan politik, bukan hanya dengan senjata,” kata HIM.

Sebagai Ketua KONI Aceh, Abu Razak juga meninggalkan warisan besar dalam pengembangan olahraga di Aceh.

Hilman menilai, almarhum memiliki visi besar dalam membangun generasi muda Aceh melalui olahraga, sebuah pendekatan yang jarang ditempuh oleh politisi lain.

“Kita kehilangan seorang pemimpin besar, seorang sahabat, dan seorang negarawan yang memiliki visi jauh ke depan. Semoga Allah mengampuni segala dosanya dan menempatkannya di tempat terbaik di sisi-Nya,” tutup HIM.

Kepergian Abu Razak meninggalkan duka yang mendalam, tetapi juga kebanggaan bagi mereka yang pernah berjuang bersamanya.

Selamat jalan, Abu Razak. Perjuanganmu akan selalu dikenang, baik di Aceh maupun di Indonesia.

Pos terkait