Pertumbuhan RPJM Gagal, Baik Cuma Dipoles Buzzer Bayaran

Gambar Gravatar

Pembangunan RPJm Gagal, Baik Cuma Dipoles Buzzer Bayaran. Benarkah pertumbuhan RPJM era Jokowi gagal, mari kita baca ulasan Prof. Didik J Rachbini.

Jakarta, SIPnews.net-Prof. Didik J Rachbini dan cuitannya menyampaikan, target pertumbuhan RPJM Nasional tidak tercapai alias mandek. Namun selama ini rakyat telah ditipu oleh polesan buzzer yang berlebihan.

Bacaan Lainnya

“Tidak ada satupun dari 15 target pertumbuhan RPJM Nasional yang tercapai, cuma dipoles para Buzzer seolah baik,” ujarnya.

Sungguh sangat mengerikan, apa yang disampaikan Ekonom Senior INDEF Prof. Didik J Rachbini secara telak menyampaikan fakta dan data tentang target-target pertumbuhan nasional yang tercapai oleh rezim pemerintah Jokowi.

“Coba lihat di Dokumen resmi RPJM Nasional dari 15 target pertumbuhan ada yang tercapai nggak? Tidak ada satupun yang tercapai, bahkan sebelum Krisis/Pandemi. Tapi karena selalu dipoles Buzzer maka kelihatan bagus,” kata Prof. Didik J Rachbini di acara UNCENSORED chanel Youtube Akbar Faisal, April pekan lalu.

Bahkan Prof. Didik J Rachbini berdasarkan perhitungannya nanti di akhir periode jabatan, Presiden Jokowi akan mewarisi utang mencapai Rp10.000T,-.

Diambil dr Youtube Akbar Faisal https://t.co/JUhmjWBD3k, Didik J Rachbini bertanya  tentang bukti keberhasilan Jokowi.

“Coba lihat di Dokumen resmi RPJM Nasional dari 15 target pertumbuhan ada yang tercapai nggak?” tanyanya.

Menurut dia, tidak ada, bahkan sebelum krisis/pandemi tapi karena selalu dipoles Buzzer maka kelihatan semua baik-baik.

“Baik karena dipoles buzzer,” pungkasnya singkat.

Komentar sang pakar ekonomi  seperti dilansir Portal Islam,menarik untuk diakui, selama ini, sekedar diketahui, banyak pekerja jadi pengangguran. Banyak pembisnis rugi dan gulung tikar.

Pertumbuhan nihil, proyek tol kualitas rendah
Pertumbuhan nihil, proyek tol kualitas rendah. Foto: Detik.com

Semua fakta kelemahan rezim Jokowi ditutupi rapat oleh buzzer dan media massa binaan rezim. Sehingga rakyat tidak banyak mengetahui bagaimana kondisi negara selama ini.

Anehnya, bila ada tokoh nasional yang mengungkap kejahatan dan kelemahan rezim, kebiasaannya sang tokoh tersebut akan dicari cari kesalahannya dan berujung ke kantor polisi. Dilaporkan oleh kelompok buzzer, dan polisi pun dengan gagah menindak laporan tersebut.

“Pancasila hanya di mulut. Prakteknya komunis,” ucap Moechtar Al Usmany dalam akun medsosnya.(MU)

Pos terkait