Refleksi 22 tahun Kabupaten Aceh Tamiang, Mau Dibawa Kemana Arah Kemajuan Pembangunan Selanjutnya?

Gambar Gravatar
Pemuda Aceh Tamiang Muliansyah ST. Doc: SIPNEWS.ID

Kabupaten Aceh Tamiang berdiri pada 10 April tahun 2002. Singkatnya Aceh Tamiang merupakan Kabupaten pemekeran dari Aceh Timur yang menjadi 3 bagian yaitu Aceh Timur, Kota Langsa dan Aceh Tamiang.

Kabupaten ini terdiri dari 12 kecamatan dan 213 gampong, jumlah penduduk Aceh Tamiang sebanyak 308.102 jiwa (Wikipedia). Ibu Kota Aceh Tamiang adalah Karang Baru yang juga merupakan pusat perkantoran pemerintahan Aceh Tamiang.

Bacaan Lainnya

Secara Pandangan dalam kacamata saya Kab. Aceh Tamiang memiliki letak daerah yang strategis.

Melihat dari letak Geografisnya Aceh Tamiang dibagi menjadi 3 bagian seperti: satu bagian hulu terdiri dari beberapa kecamatan: Tenggulu, Tamiang Hulu dan Bandar Pusaka merupakan dibawah kaki gunung Lauser yang sumber daya alamnya melimpah mulai dari Pertambang, perkebunan dan pariwisatanya sangat indah seperti: Gunung Pandan, Tamsar, Air terjun Seribu, Kualaparet dan banyak hal lainya lagi.

Kedua dibagian tengah termasuk Kecamatan Kejuruan Muda, Kota Kualasimpang, Karang Baru dan Rantau merupakan jalan pintu masuknya provinsi Aceh yang mungkin sebagai tempat transit atau rest area parawisatawan yang mau berkunjung atau meninggalkan jalan lintas Provinsi Aceh.

Ada beberapa Perusahaan Besar BUMN dan Swasta, dan bagian Hilir atau pesisir terdapat Kecamatan Seruway, Bendahara, Banda Mulia dan Manyak Payed dekat dengan Selat Malaka hasil laut dan budidaya perikanan yang melimpah yang dilihat banyak budidaya tambak udan vaname serta lainnya, dan aliran Sungai Tamiang yang terbentang dari Hulu sampai Hilir.

Secara Ekonomi menurut pandangan saya, harusnya masyarakat Aceh Tamiang lebih sejahtera sebab dekat dengan kota perdagangan Kota Medan Provinsi Sumatera Utara, kurang lebih berjarak sekitar 250 km, dan bisa jadi lebih maju dengan daerah lainnya di Provinsi Aceh serta memiliki dua Perusahaan BUMN (Pertamina dan PKS) dan kurang lebih 14 Perusahaan Kelapa Sawit aktif yang dimiliki Swasta.

Tapi kenyataannya terbalik banyaknya pemuda pengangguran, parawisata yang kurang optimal, prasarana olahraga yang terbengkalai, sampai Masjid Agung pun belum ada, Gedung yang memiliki Sejarah menjadi tempat duduknya SKPA/SKPD bukan menjadi museum prasejarah.

Dalam kacamata saya Sudah 22 tahun Aceh Tamiang tidak memiliki titik fokus Pembangunan ke arah mana, seperti kapal terombang ambing dilautan tanpa nahkoda, menjelang Pemilihan Kepala Daerah Ini, saya berharap siapapun itu yang akan memimpin harus memiliki Gagasan dan Visioner untuk Aceh Tamiang kedepan, merealisasikan segala visi-misi yang mereka sampaikan?

Semoga kedepan Masyarakat lebih cerdas memilih untuk kepentingan anak-cucu dikemudian hari.

Pos terkait