SURABAYA – Lama tak bisa beraktifitas dengan bebas lantaran pandemi Covid-19, enam tim futsal anak-anak muda yang juga mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Surabaya ini antusias mengikuti turnamen futsal antar tim dengan tema “Jadikan Sehat Sebagai Tujuan Olahraga dan Menjalin Kebersamaan Dalam Bhinneka Tunggal Ika” di Lapangan Futsal Ole-ole di Jalan Bung Tomo, Surabaya, Minggu (14/11/2021).
Adapun enam tim futsal yang bertanding, yakni Mutiara Hitam, asal dari Papua, Nagi Larantuka dari Manggarai, Nusa Tenggara Timur (NTT), ITATS 44 juga dari NTT, HIMAS dari Kepulauan Aru Maluku, UMKM Sahabat Pustaka dari Surabaya, dan Cokro Gaza Surabaya, gabungan mahasiswa dari berbagai suku.
Turnamen futsal itu merupakan kerja bareng PT PMJ (Primando Jaya), Masyarakat Relawan Indonesia (MRI) dan Futsal Gabungan Universitas se- Surabaya (Fugu’S). Untuk pertandingan awal dimulai pukul 15.30 WIB, dipimpin pengadil lapangan Willy Watafuan yang juga ketua panitia.
Willy menyebut ke enam tim dari berbagai suku atau daerah di Indonesia, yang ada di Surabaya.
“Tujuan utama dari event ini adalah untuk memupuk persaudaraan para pemain yang berasal dari berbagai provinsi dan digelar, sehari saja. Selain itu juga mengembalikan semangat berolahraga karena saat pandemi Covid-19 beberapa sarana olahraga ditutup, sehingga para penggemar futsal tidak bisa melakukan latihan,” kata Willy, sambil menyebut saat pandemi banyak tempat olahraga di tutup.
“Setelah kita lihat Covid-19 menurun dan Surabaya PPKM Level I maka kita menggelar kegiatan ini,” terang lelaki yang mengenakan kaos bertuliskan UNITOMO (Universitas Dr Sutomo).
Ia juga berharap laga futsal ini bisa memupuk persaudaraan antar penggemar, selain juga menjaga kesehatan. Sebagian besar pemain adalah mahasiswa dari beberapa provinsi yang kuliah di Kota Surabaya.
“Jadikan sehat sebagai tujuan berolahraga dengan semangat Bhinneka,” kata Willy, yang menyebut dirinya berasal Kepulauan Aru.
Ditambahkan, juara bukan menjadi tujuan utama. Namun, sesuai dengan slogan Futsal Bhinneka Tunggal Ika, yakni bertujuan menjalin persaudaraan para pemain yang berasal dari berbagai provinsi di Indonesia.
Di tempat yang sama, pendiri Futsal Gabungan Universitas se-Surabaya (Fugu’S) Victor Tanasale mengatakan, walau kegiatan ini hanya digelar satu hari dan tidak ada piala juara. Namun tidak mengurangi semangat para peserta untuk unjuk kemampuan dalam mengolah si kulit bundar.
“Meski hujan mereka serentak datang. Selain untuk bertanding juga dipastikan sangat gembira bisa bertemu dengan sahabat-sahabat dari Timur Indonesia,” kata Victor.
Masih kata Victor, sebab saat masa pandemi Covid-19 mereka tidak bisa menyalurkan hobi bermain futsal.
“Kita mengumpulkan teman-teman dari beberapa daerah dan kemahasiswaan, kita jalin persaudaraan dan persahabatan dalam semangat Bhinneka Tunggal Ika,” ujarnya.
Sementara itu, salah satu pemain dari Tim Himas, Mario Toba mengaku senang dengan mengikuti kegiatan ini, sebab selama pandemi ia dan kawan-kawannya sulit untuk bermain futsal. Pemuda asal Kepulauan Aru itu senang karena bisa bermain melawan tim yang diperkuat dari para pemain dari beberapa provinsi di Indonesia.
“Tentu kita sangat senang sekali, sambil berolahraga kita bisa bertemu dengan kawan-kawan dari provinsi lain,” kata Mario.
Senada dengan Mario, Carlos Koisan pemuda asal Ambon ini berucap senang selain bisa salurkan hobi main futsal bisa bertemu dengan rekan-rekan se-daerah, dan provinsi lainnya.
“Tentu kami senang, ini bisa menjalin toleransi dan untuk sama-sama, tidak memandang kita dari suku apa, dari sana dan dari sini. Biar semua rukun, seperti dalam spanduk itu Bingkai Bhinneka Tunggal Ika, karena Indonesia ini kan beragam,” ucap Carlos.
Sementara Thedorus asal Flores menyebut turnamen futsal kali ini menarik. Selain bisa keluar keringat yang sebelumnya saat pandemi tidak bisa berolahraga hanya di kos saja.
“Dan, dengan adanya ivent futsal ini kita bisa kenal teman-teman dari berbagai suku. Menurut saya perlu diteruskan, banyak hal menarik termasuk dapat teman baru,” kata dia.
Setelah permainan usai, ke enam tim berkesempatan untuk foto bersama, dengan panitia dan wasit. Mereka, masing-masing tim juga menerima uang pembinaan.[*/Red
SURABAYA – Lama tak bisa beraktifitas dengan bebas lantaran pandemi Covid-19, enam tim futsal anak-anak muda yang juga mahasiswa dari berbagai perguruan tinggi di Surabaya ini antusias mengikuti turnamen futsal antar tim dengan tema “Jadikan Sehat Sebagai Tujuan Olahraga dan Menjalin Kebersamaan Dalam Bhinneka Tunggal Ika” di Lapangan Futsal Ole-ole di Jalan Bung Tomo, Surabaya, Minggu (14/11/2021).
Adapun enam tim futsal yang bertanding, yakni Mutiara Hitam, asal dari Papua, Nagi Larantuka dari Manggarai, Nusa Tenggara Timur (NTT), ITATS 44 juga dari NTT, HIMAS dari Kepulauan Aru Maluku, UMKM Sahabat Pustaka dari Surabaya, dan Cokro Gaza Surabaya, gabungan mahasiswa dari berbagai suku.
Turnamen futsal itu merupakan kerja bareng PT PMJ (Primando Jaya), Masyarakat Relawan Indonesia (MRI) dan Futsal Gabungan Universitas se- Surabaya (Fugu’S). Untuk pertandingan awal dimulai pukul 15.30 WIB, dipimpin pengadil lapangan Willy Watafuan yang juga ketua panitia.
Willy menyebut ke enam tim dari berbagai suku atau daerah di Indonesia, yang ada di Surabaya.
“Tujuan utama dari event ini adalah untuk memupuk persaudaraan para pemain yang berasal dari berbagai provinsi dan digelar, sehari saja. Selain itu juga mengembalikan semangat berolahraga karena saat pandemi Covid-19 beberapa sarana olahraga ditutup, sehingga para penggemar futsal tidak bisa melakukan latihan,” kata Willy, sambil menyebut saat pandemi banyak tempat olahraga di tutup.
“Setelah kita lihat Covid-19 menurun dan Surabaya PPKM Level I maka kita menggelar kegiatan ini,” terang lelaki yang mengenakan kaos bertuliskan UNITOMO (Universitas Dr Sutomo).
Ia juga berharap laga futsal ini bisa memupuk persaudaraan antar penggemar, selain juga menjaga kesehatan. Sebagian besar pemain adalah mahasiswa dari beberapa provinsi yang kuliah di Kota Surabaya.
“Jadikan sehat sebagai tujuan berolahraga dengan semangat Bhinneka,” kata Willy, yang menyebut dirinya berasal Kepulauan Aru.
Ditambahkan, juara bukan menjadi tujuan utama. Namun, sesuai dengan slogan Futsal Bhinneka Tunggal Ika, yakni bertujuan menjalin persaudaraan para pemain yang berasal dari berbagai provinsi di Indonesia.
Di tempat yang sama, pendiri Futsal Gabungan Universitas se-Surabaya (Fugu’S) Victor Tanasale mengatakan, walau kegiatan ini hanya digelar satu hari dan tidak ada piala juara. Namun tidak mengurangi semangat para peserta untuk unjuk kemampuan dalam mengolah si kulit bundar.
“Meski hujan mereka serentak datang. Selain untuk bertanding juga dipastikan sangat gembira bisa bertemu dengan sahabat-sahabat dari Timur Indonesia,” kata Victor.
Masih kata Victor, sebab saat masa pandemi Covid-19 mereka tidak bisa menyalurkan hobi bermain futsal.
“Kita mengumpulkan teman-teman dari beberapa daerah dan kemahasiswaan, kita jalin persaudaraan dan persahabatan dalam semangat Bhinneka Tunggal Ika,” ujarnya.
Sementara itu, salah satu pemain dari Tim Himas, Mario Toba mengaku senang dengan mengikuti kegiatan ini, sebab selama pandemi ia dan kawan-kawannya sulit untuk bermain futsal. Pemuda asal Kepulauan Aru itu senang karena bisa bermain melawan tim yang diperkuat dari para pemain dari beberapa provinsi di Indonesia.
“Tentu kita sangat senang sekali, sambil berolahraga kita bisa bertemu dengan kawan-kawan dari provinsi lain,” kata Mario.
Senada dengan Mario, Carlos Koisan pemuda asal Ambon ini berucap senang selain bisa salurkan hobi main futsal bisa bertemu dengan rekan-rekan se-daerah, dan provinsi lainnya.
“Tentu kami senang, ini bisa menjalin toleransi dan untuk sama-sama, tidak memandang kita dari suku apa, dari sana dan dari sini. Biar semua rukun, seperti dalam spanduk itu Bingkai Bhinneka Tunggal Ika, karena Indonesia ini kan beragam,” ucap Carlos.
Sementara Thedorus asal Flores menyebut turnamen futsal kali ini menarik. Selain bisa keluar keringat yang sebelumnya saat pandemi tidak bisa berolahraga hanya di kos saja.
“Dan, dengan adanya ivent futsal ini kita bisa kenal teman-teman dari berbagai suku. Menurut saya perlu diteruskan, banyak hal menarik termasuk dapat teman baru,” kata dia.
Setelah permainan usai, ke enam tim berkesempatan untuk foto bersama, dengan panitia dan wasit. Mereka, masing-masing tim juga menerima uang pembinaan.[*/Ari]