Diskusi Publik GMKI Karawang: “Dari Lumbung Padi ke Lumbung Industri Menuju Lumbung Kemiskinan?”

Gambar Gravatar

KARAWANG, SIPNEWS.ID – Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) Cabang Karawang menggelar diskusi publik mengangkat tema “Dari Lumbung Padi ke Lumbung Industri Menuju Lumbung Kemiskinan” dengan mengundang beberapa pembicara, Jum’at (08/10/2021).

Dalam keterangan yang diterima redaksi, Minggu (10/10/2021), narasumber yang hadir secara virtual yakni, Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Karawang Pipik Taufik Ismail, S.Sos, Ketua Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Cabang Karawang Djamil Redja Nashrullah, Ketua Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) Cabang Karawang Arief Kurniawan, dan Areslon Lumban Gaol, Ketua Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (GMKI) Cabang Karawang.

Bacaan Lainnya

Untuk informasi, pada 29 September 2021 lalu, Wakil Presiden (Wapres) Ma’ruf Amin didampingi Menteri Dalam Negeri (Mendagri) Tito Karnavian menyebut Kabupaten Karawang, Jawa Barat, masuk dalam lima besar daerah dengan kemiskinan ekstrem. Hal itu disampaikan wapres saat memimpin rapat kerja penyelesaian kemiskinan ekstrim di Kantor Gubernur Jabar. Melihat fenomena kemiskinan ini, publik atau masyarakat Karawang berhak untuk meminta klarifikasi dari Pemerintah Karawang.

Menyikapi hal ini, Pipik Taufik Ismail, Anggota DPRD Karawang sangat menyayangkan Karawang masuk daftar kemiskinan ekstrim. Banyak yang menyebabkan kemiskinan ekstrim di Karawang, salah satunya pembangunan infrastruktur yang belum merata atau timpang.

Dia juga mempertanyakan Karawang kekurangan apa sehingga Karawang masuk ke dalam daftar kemiskinan ekstrim? Kang Pipik juga menyoroti di bidang pertanian, dimana pemilik lahan pertanian yang ada di Karawang tidak semua dimiliki oleh orang Karawang.

“Ratusan ribu hektar lahan sawah kebanyakan dimiliki oleh pemodal yang bukan orang Karawang sehingga belum tentu hasil dari pertanian itu dikelola di Karawang,” beber pria yang akrab disapa Kang Pipik ini.

Di dalam diskusi publik ini, kita bukan mencari siapa yang salah ataupun mencari yang bisa dikambinghitamkan. Tetapi kita duduk bersama-sama mencari solusi agar Kabupaten Karawang keluar dari daftar kemiskinan ekstrim.

“Kita tidak usah adu datalah, kita langsung melakukan aksi nyatanya,” ajak Kang Pipik, asli kelahiran Karawang ini.

Sementara Ketua IMM Cabang Karawang, Djamil Redja Nashrullah melihat bahwa pendidikan adalah salah satu yang menyebabkan Karawang menjadi miskin. Dimana pendidikan di Karawang tidak merata.

“Kemudian adanya pergeseran atau transformasi dari lumbung padi ke lumbung industri, dimana Pemerintah Karawang belum mampu memaksimalkannya,” sebutnya.

Kata dia, belum lagi daya serap tenaga kerja yang belum maksimal sehingga menyebabkan banyaknya pengangguran. Dan faktor utama yang menyebabkan ini semua adalah pandemi Covid-19.

“Harapannya setelah diskusi ini kita melakukan gerakan konkrit dan berkontribusi untuk Kabupaten Karawang,” tandas Ketua IMM Cabang Karawang.

Dalam kesempatan itu, Ketua GMKI Cabang Karawang Areslon Lumban Gaol melihat bahwa Kabupaten Karawang mempunyai banyak potensi, yaitu potensi pertanian, potensi industri, potensi pertambangan, dan potensi wisata.

“Tidak mungkin Karawang masuk ke dalam kemiskinan ekstrim di Jawa Barat,” bantahnya dalam diskusi ini.

Lanjut dia, GMKI melihat salah satu penyumbang kemiskinan justru dengan maraknya calo pekerjaan ke perusahan yang ada di Karawang.

“GMKI Karawang juga meminta agar Pemerintah Daerah (Pemda) Karawang memastikan anak muda atau warga Karawang mendapatkan hak atas pesatnya pembangunan di Karawang,” demikian harap Areslon Lumban Gaol.

Di akhir acara diskusi ini, Moderator Hernita Siahaan, memberikan waktu untuk clossing statement untuk setiap pemateri.

Kang Pipik dalam clossing statementnya memberikan saran, jangan mau jadi orang miskin. Gengsi lah jadi orang miskin, harus berfikir kaya karena bisa membantu orang miskin. Banyak jalan menuju kaya agar menjadi orang bermanfaat bagi orang sekitar.

“Kalian sebagai aktifis mahasiswa, saya sarankan agar melayangkan surat ke DPRD Karawang untuk mengadakan Ruang Dengar Pendapat (RDP) dan DPRD akan mengundang dari pihak eksekutif agar duduk bersama. Karena jalur yang seperti itulah yang harus ditempuh dan itu dilindungi undang-undang,” tutup Kang Pipik.

Sedangkan Ketua IMM Cabang Karawang, meyakinkan kepada semuanya, kita pasti bisa dalam melawati keterpurukan ini, mengingat permasalahan ini cukup luar biasa. Disini kita bukan mencari siapa yang salah ataupun sebaliknya.

“Mulailah kita memperbaiki diri sendiri untuk kehidupan yang lebih baik khususnya demi kemajuan Karawang dan Indonesia pada umumnya,” ajak Djamil Redja Nashrullah.

Di akhir clossing statement, Kang Ares kembali menegaskan bahwa ini adalah Kejadian Luar Biasa (KLB). Oleh karena itu, mari bersama-sama saling menopang untuk keluar dari keterpurukan ini.

“Kita meminta pemerintah daerah melibatkan para mahasiswa ikut andil dalam kemajuan Kabupaten Karawang,” pungkas Ketua GMKI Cabang Karawang, Areslon Lumban Gaol.[Ari]

Pos terkait