Fokus Urus Sapi, Menteri Pertanian Engga Bahas Nasib Petani Sawit

Gambar Gravatar

Fokus Urus Sapi, Menteri Pertanian Engga Bahas Nasib Petani Sawit

KUALASIMPANG, SIPNEWS.ID – Menteri Pertanian, Syahrul Yasin Limpo enggan membahas persoalan yang sedang dihadapi petani kelapa sawit di Aceh.
Padahal, petani dihadapkan pada persoalan serius pasca-kebijakan pemerintah melarang ekspor CPO.

Bacaan Lainnya

Keengganan Menterai Pertanian, Syahrul Yasin Limpo ini diperlihatkannya ketika meninjau peternakan sapi di Karangbaru, Aceh Tamiang, Kamis (12/5/2022) kemarin.

Ketika itu, Syahrul yang datang menggunakan helikopter secara lugas membahas persoalan dan penyelesaian Penyakit Mulut dan Kuku (PKM) yang menyerang seribuan ekor sapi.
“Sudah terkendali, kita sudah memasuki agenda pengobatan,” kata Syahrul ketika itu.
Namun Syahrul langsung diam, ketika ditanya solusi untuk petani kelapa sawit.
“Itu nanti, kita fokus pada PKM dulu,” kata Syahrul sembari melangkah pergi.

Sikap Syahrul ini sangat disayangkan Ketua DPW Asosiasi Petani Kelapa Sawit Indonesia (Apkasindo) Aceh, Sofyan Abdullah.

Syahrul dinilainya, tidak mencerminkan pejabat yang bisa merangkul seluruh elemen masyarakat.

Seharusnya kata Sofyan, Syahrul memanfaatkan kunjungannya ini untuk menuntaskan seluruh persoalan yang dibidangi kementeriannya.
“Istilahnya sekali jalan, kenapa sudah tiba di Aceh, kok dia tidak mau membantu masyarakat petani kita yang lagi mengalami masalah,” kata Sofyan, Sabtu (14/5/2022).

Sofyan mengingatkan masalah yang dihadapi petani kelapa sawit merupakan dampak kebijakan pemerintah pusat, sehingga persoalan in hanya bisa diatasi oleh kebijakan pejabat di pusat.

“Jadi tidak etis kalau menterinya lari, ketika ditanya apa solusi yang akan diambil untuk menyelesaikan masalah ini,” kata Sofyan.
Sofyan menggambarkan, dampak penyetopan ekspor CPO mulai berimbas pada memburuknya perekonomian petani kelapa sawit.
Kebijakan ini dijabarkannya bukan hanya menyebabkan harga anjlok, tapi sangat memungkinkan petani tidak bisa menjual hasil panennya ke PKS.
“Bagaiamana PKS mau menerima buah petani kalau dia sendiri kelebihan produksi, ini mimpi buruk bagi semua petani, jangan sampai terjadi,” ungkapnya.
Dia berharap, pemerintah pusat memahami nasib dilematis yang dihadapi petani kelapa sawit saat ini.

Dilema ini terjadi, akibat petani enggan memanen TBS karena ongkos panen lebih tinggi dari harga jual.
“Sementara kalau tidak panen akan memngaruhi kualitas buah, ini kan menjadi dilema,” ujarnya. (Sumber : Serambinews.com)

Pos terkait