LITERASI DIGITAL KOTA LHOKSEUMAWE  PROVINSI ACEH

Gambar Gravatar

LITERASI DIGITAL KOTA LHOKSEUMAWE  PROVINSI ACEH

Sabtu, 11 September 2021, Jam 09.00 WIB

Bacaan Lainnya

Lhokseumawe, SIPNEWS.ID – Bapak Presiden Republik Indonesia memberikan arahan tentang pentingnya Sumber Daya Manusia yang memiliki talenta digital. Kemkominfo melalui Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika menyelenggarakan kegiatan Webinar Indonesia Makin Cakap Digital di Wilayah Sumatera di 77 Kab/Kota dari Aceh hingga Lampung. 4 kerangka digital yang akan diberikan dalam kegiatan tersebut, antara lain KECAKAPAN DIGITAL, KEAMANAN DIGITAL, ETIKA DIGITAL dan BUDAYA DIGITAL.

Sebagai Keynote Speaker adalah Gubernur Provinsi Aceh yaitu, Ir. H. Nova Iriansyah, M.T., yang memberikan sambutan pembuka dan dukungan penuh untuk Literasi Digital Kominfo 2021.

Webinar membahas tentang TREN RADIO DI ERA DIGITAL oleh para narasumber yang mempunyai kompetensi di bidang masing-masing serta seorang influencer yang akan ikut berpartisipasi.

Radio harus bisa beradptasi dengan fakta, antara lain mulai banyak mendengar radio dari PC atau gawai by online, audience menentukan sendiri susunan lagu atau hiburan dan informasi, bukan diatur penyiar, audience beli gawai bukan beli radio, serta audience bila radio rusak buang atau tidak beli lagi. Solusi survise, dengan cara radio bisa menjadi pelengkap lebih detail informasinya daripada media sosial, contoh di Tiktok trending hashtag tertentu dan radio bisa bahas dan harus lebih deep serta membuat platform digital yang memungkinkan audience memilih sendiri acara, lagu, dan konten informasi. Cara agar radio tetap eksis, antara lain konvergensi, perbarui konten sesuai kebutuhan user, butuh boosting awareness ke user, kreatif menciptakan event on-air maupun off-air, support regulasi pemerintah, serta menjaga reputasi radio – no hoax.

Menurut Azhari, sebagai Media Officer Radio Vina Vira, menjelaskan abstrak perkembangan teknologi komunikasi, telah membuat radio mengalami mediamorfosis, yaitu dengan bertransformasi menjadi media baru. Kalau radio malu mengangkat budaya sendiri, merasa minder dan malu, masyarakat KO di era digital. Masyarakat harus eksis, lokalitas harus terjaga serta perlu mengglobalkan hal-hal yang lokal, itu dalam perspektif makronya. Pentingnya konten lokal dalam memajukan sebuah radio dengan memenuhi kebutuhan pendengar. Perkuat radio lokal dengan beraneka konten lokal serta mengikuti perkembangan radio dari zaman radio analog, internet dan menuju radio hight divination (HD).

 

 

 

 

 

Pos terkait