LITERASI DIGITAL KABUPATEN GAYO LUES PROVINSI ACEH

Gambar Gravatar

LITERASI DIGITAL KABUPATEN GAYO LUES PROVINSI ACEH

Rabu, 22 September 2021, Jam 13.30 WIB

Bacaan Lainnya

Gayo Lues, SIPNEWS.ID – Bapak Presiden Republik Indonesia memberikan arahan tentang pentingnya Sumber Daya Manusia yang memiliki talenta digital. Kemkominfo melalui Direktorat Jenderal Aplikasi Informatika menyelenggarakan kegiatan Webinar Indonesia Makin Cakap Digital di Wilayah Sumatera di 77 Kab/Kota dari Aceh hingga Lampung. 4 kerangka digital yang akan diberikan dalam kegiatan tersebut, antara lain KECAKAPAN DIGITAL, KEAMANAN DIGITAL, ETIKA DIGITAL dan BUDAYA DIGITAL.

Gubernur Provinsi Aceh,  Ir. H. Nova Iriansyah, M.T dan Bupati Gayo Lues H. Muhammad Amru menjadi Keynote Speaker serta Bp. Presiden RI Bapak Jokowi memberikan sambutan pula dalam mendukung Literasi Digital Kominfo 2021.

PENTINGNYA INTENET UNTUK PENGENALAN BUDAYA oleh para narsum yang mempunyai kompetensi di bidang masing masing serta seorang Key Opinion Leader yang akan memberikan sharing session di akhir webinar.

Jaman teknologi digital selain dgunakan dalam mencari informasi, berbagi dan berkomunikasi, juga sebagai media untuk meningkatkan pengetahuan budaya Indonesia yang saat ini sudah mulai terkikis dengan tren lain yang lebih menarik di dunia maya. Syamsul Bahri, S.Pd.,M.AP Pimpinan Sanggar  Rempelis  Gayo          memperkenalkan warisan budaya Tari Saman, dimana adanya paradigma media seperti media TV, tren media sosial menjadikan beberapa masalah tentang tari Saman, diantaranya Tiruan tari Saman, dankomersialisasi pertunjukan Saman. Masyarakat awam masih belum dapat membedakan tari Saman atau bukan, seperti yang dilakukan saat Asian Games 2018, pertunjukan tarian khas Aceh adalah buka tari Saman tapi tari Ratoeh Jaroe. Digital Platform utamanya media sosial adalah wadah yang tepat untuk lebih mengenalkan warisan budaya tari Saman Gayo yang sebenarnya. Muhammad Dafiikri, S.Pi.,Gr Guru SMKN 2 Painan Sumatera Barat membahas tentang Pengenalan Budaya di era digital dimana disebutkan dengan perkembangan teknologi membuat generasi milenial dan gen Aplha kurang memahami budaya yang ada di Indonesia. Terlepas dari budaya yang ada, yang harus dipahami juga tentang budaya digital dimana sekarang sebagian masyarakat masih mengabaikan budaya digital hingga timbul cyberbulliying, hoax, penipuan dan sebagainya yang tidak mencerminkan budaya Indonesia.

Dr. Mahfud Fauzi, M. Pd Pimpinan FullDay Daarul Qur’an memaparkan contoh penerapan internet yang tidak sehat diantaranya membuka situs pornografi, plagiat konten orang tanpa minta izin, berekspresi di media sosial tanpa etika dan sebagainya. Hampir 80% pengguna intenet di ponsel dipakai untuk media sosial dari rata rata durasi 4 jam beraktifitas di internet, 3 jamnya digunakan untuk media sosial. Tips berinternet sehat antara lain jangan sembarangan klik, batasi pemasangan foto dan video pribadi, komentar sewajarnya, jangan terpancing pertemanan, jangan menyebarkan hoax dan lain sebagainya. Hamidi, M.Pd.I Ketua Forsilatren Gayo Lues menjelaskan beberapa hal yang berhubungan dengan etika di bidang pemanfaatan teknologi digital, yaitu cyber ethic cyber crime, e commerce dan pelanggaran hak kekayaan intelektual. Hamidia mengajak untuk lebih bijak dalam memanfaatkan teknologi digital agar kondisi dunia digital Indonesia lebih baik. Webinar di akhiri oleh Njie Aditya sebagai Key Opinion Leader yang mendukung untuk mengenalkan Budaya Indonesia melalui media sosial dan mengajak peserta untuk meningkatkan kemampuan budaya dalam berinteraksi di dunia maya.

Pos terkait